ABSTRAKSI
Perkawinan adalah
dipersatukannya dua pribadi dalam suatu ikatan formal melalui catatan sipil dan
juga diabadikan di hadapan Allah sesuai dengan agama yang disetujui kedua belah
pihak. Adanya masalah dalam perkawinan merupakan alasan perceraian yang umum
diajukan oleh pasangan suami istri. Alasan tersebut kerap diajukan apabila
kedua pasangan atau salah satunya merasakan ketimpangan dalam perkawinan yang
sulit diatasi sehingga mendorong mereka untuk mempertimbangkan perceraian.
Tujuan dari penelitian
ini adalah ingin mengetahui perbedaan dari hasil mental imagery antara suami dan istri mengenai dampak perceraian.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode eksperimen. Subyek adalah
pasangan suami istri yang masih terikat perkawinan yang sah dengan usia subyek
26 – 35 tahun, dan usia pernikahan 2 - 6 tahun. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa angket dampak perceraian.
Hasil analisis data
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara mental imagery dampak
perceraian pada suami dan istri (p = 0,195 > α = 0,05 dan nilai F=1,775).
Hal ini disebabkan karena pada tahap perkembangan dewasa awal siap menerima
perceraian ketika terjadi pada diri mereka.
Raih penghasilan sebesar $4000.00 USD setiap bulan dari internet dengan
melakukan pekerjaan entri data yang sangat mudah. Bekerja antara 2-5 jam
setiap hari. Gratis dan tanpa modal investasi. Silakan kunjungi website atau klik di sini.
Saran-saran yang dapat
disampaikan untuk peneliti selanjutnya untuk memperhatikan metode penelitian
yang lebih sesuai dan melakukan probing untuk menggali informasi lebih banyak.
Untuk peneliti yang lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama
sebaiknya menggunakan penelitian kuantitaif-kualitatif. Bagi pasangan yang
sudah menikah khususnya bagi mereka yang berpikir untuk bercerai, sebaiknya
dipikirkan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.
Kata
Kunci : Mental imagery, dampak
perceraian, perceraian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar